MOJOKERTO - Tepat pada tanggal 12 November 1293, atau tepatnya 730 tahun yang lalu, salah satu kerajaan yang menjadi bagian dari rangkaian panjang sejarah Indonesia telah lahir, Kerajaan Majapahit namanya. Sudah tidak asing lagi di buku buku pelajaran sejarah yang kita pelajari di bangku sekolah, Majapahit merupakan nama yang mentereng. Bagaimana tidak, kekuatannya yang mampu menaklukkan seluruh Nusantara, kemampuan mereka untuk menjalin hubungan dagang serta strategi jitu sang pendiri dalam mengusir Mongol membuat Majapahit menjadi kekuatan yang paling disegani di kepulauan Nusantara saat itu.
Mengingat hal itu, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) melalui lembaga binaannya ,Mandala Majapahit (ManMa) yang bergerak dalam bidang pelestarian dan penelitian terhadap warisan budaya Majapahit mengadakan Sekolah lapangan majapahit. Kegiatan melibatkan 21 siswa dari 21 sekolah yang berbeda dan tersebar di seluruh pulau Jawa,
Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari 3 malam, dari tanggal 10 hingga 14 November 2023. Kegiatan ini dilaksanakan di kawasan cagar budaya Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.
Selama kegiatan ini, peserta akan diajak untuk mendalami sejarah, kebudayaan serta peninggalan-peninggalan Majapahit melalui diskusi dengan para arkeolog yang ahli di bidangnya serta melalui kunjungan lapangan ke berbagai situs-situs peninggalan Majapahit. Selain itu, ada juga kunjungan ke beberapa museum yang memuat berbagai informasi terkait Majapahit, Seperti Manma Trowulan dan Museum Trowulan atau Pusat Informasi Majapahit.
Pembukaan kegiatan ini dilaksanakan di gedung Balai pelestarian kebudayaan provinsi Jawa Timur. Kegiatan dibuka langsung oleh perwakilan dari YAD, Sitie Indrawati Djojohadikusumo, melalui sambutannya beliau menyampaikan. “Harapan kami, semoga para siswa terpilih, dapat mengenal dan mendalami sejarah Majapahit, lebih peduli terhadap sejarah dan budaya Indonesia serta kesadaran ini dapat dibawa dan ditularkan kepada lingkungan sekolah dan sekitar”.
Setelah pembukaan, dilanjutkan dengan sesi materi bersama dengan Pak Ismail Luthfi dan Pak Tjahjono Prasodjo keduanya merupakan Arkeolog yang telah meneliti Trowulan sejak 40 tahun yang lalu. Selanjutnya peserta langsung melakukan sesi kunjungan lapangan yang dimulai dengan kunjungan ke Manma Trowulan lalu dilanjutkan ke berbagai situs dan candi peninggalan Majapahit.
Kunjungan lapangan terus berlanjut hingga hari kedua, setelah itu peserta diminta untuk membuat karya kreasi majapahit sesuai dengan kemampuan dan pemikiran peserta mengenai Majapahit. Karya kreasi mereka lalu dipentaskan di hadapan peserta lainnya di malam terakhir kegiatan.