Mu’allimin Yogyakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berikan pesan khusus bagi Santri Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, Yogyakarta Kader Tingkat VI yang mengikuti Program Darul Arqam Purna yang digelar pada (27-30/3).
Pertama, alumni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah harus menjadi kader Muhammadiyah ketika di masa depan menjadi elite di berbagai tempat, termasuk di berbagai pilihan hidup lain. Haedar menegaskan, pilihan diksi Anak Panah Muhammadiyah dan identitas Muhammadiyah bagi santri Muallimin telah melekat budaya, sistem, budaya, dan cara pandang.
“Para lulusan Mu’allimin – Mu’allimat Muhammadiyah adalah anak-anak panah yang keluar dari busur Muhammadiyah untuk membawa misi dakwah dan tajdid,” ungkap Haedar.
Sebagai lembaga pendidikan tertua milik Muhammadiyah, sekaligus yang dikelola langsung oleh PP Muhammadiyah, maka santri Madrasah Mu’allimin dan Mu’allimat Muhammadiyah diharapkan memiliki sikap yang distingtif (khas/pembeda). Karena di mata masyarakat luas, lulusan kedua madrasah ini adalah lulusan yang spesial.
Haedar menyarankan supaya lulusan terus memacu belajar sampai ke perguruan tinggi dan jenjang yang paling tinggi, serta tidak lupa untuk terus mengasah diri mengikuti dinamika persyarikatan untuk aktif di Organisasi Otonomnya.
“Juga dalam hal berperilaku, untuk meneguhkan lulusan Madrasah Mu’allimin – Mu’allimat Muhammadiyah itu memang berperilaku, berkarakter Muhammadiyah. Jangan sampai sebaliknya, lulusan tidak memiliki integritas, komitmen dan karakter Kemuhammadiyahan,” imbuhnya.
Kedua, lulusan harus bisa menampilkan dan memiliki state of mind atau alam pikiran Islam yang Berkemajuan. Haedar menjelaskan, bahwa Islam yang Berkemajuan adalah Islam yang pondasinya aqidah, ibadah dan akhlak yang memancarkan nilai-nilai Islam sebagai ad din adh hadarah, Islam yang pro IPTEK, pemikiran modern sesuai dengan nilai-nilai Islam. Serta, Islam yang Berkemajuan juga memiliki orientasi pada perubahan kebaikan dan Islam yang membangun peradaban utama. Termasuk memiliki pandangan terhadap seluruh manusia, baik laki-laki dan perempuan sama martabatnya tanpa diskriminasi.
“Kalau ada yang merendahkan kaum perempuan itu berarti belum berpandangan Islam yang Berkemajuan,” ucapnya.
Lulusan juga tidak boleh memiliki kecanggungan dengan mereka yang berbeda agama, bahkan Haedar berharap ada dialog dan bersahabat dengan mereka.
“Kesimpulannya bahwa kalian harus menjadi orang-orang yang terus memperdalam Islam, pemahaman keislaman, dan dalam memahami Al Qur’an dan Sunnah Nabi yang maqbullah dan shahih dengan pendekatan bayani, burhani, dan irfani yang interkoneksi,” tutur Haedar.
Ketiga harus kuat ideologi Muhammadiyah, Haedar ingatkan jangan sampai lulusan setelah selesai dari Mu’allimin malah memilih ideologi lain selain Muhammadiyah. Meski bukan suatu madzhab, tapi pemikiran yang ada dalam Muhammadiyah menjadi framing, dan menjadi pembeda dengan yang lain.
Keempat, sebagai generasi milenial dengan ilmu keislaman kokoh dan ideologi Muhammadiyah yang kuat harus menjadi orang-orang yang ulil albab atau yang mampu menggunakan akal sehat, dan mentradisikan iqra’.
Haedar berharap dengan ini lulusan atau kader anak panah bisa mencerahkan masyarakat dan peradaban. (aanrdianto/muhammadiyah.or.id) Sumber : https://muhammadiyah.or.id/pesan-khusus-ketum-pp-muhammadiyah-kepada-lulusan-muallimin-muhammadiyah/