(MHI Chapter Kamboja)
Tak terasa dua minggu kami di Kamboja dalam Program Mubaligh Hijrah Internasional (MHI) Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta untuk Belajar dan mengajar Al Qur'an. Kami berempat Muflih, Ariq, Tegar, Arsyad dan Pendamping Ustadz Ramli bersama mengarungi hiruk pikuk negara orang. Jujur dari perasaan kami, merasa tak percaya bisa sejauh ini menjelajahi bumi Allah, dengan jarak ribuan mil dari Tanah Air kami akhirnya menapakkan kaki di dua negara yang tak pernah kami datangi, Malaysia dan Kamboja.
Tiba di Bandara Phnom Penh tanggal 5 Mei 2019 kami sudah dijemput Ustadz Safir selaku guru sekolah yang akan kami tempati. Lanjut Perjalanan darat dengan Van (Mobil Travel) yang masih harus kami tempuh 4 jam dengan melewati perkotaan penuh gedung tinggi dan pedesan dengan khas rumah panggung serta menikmati pinggiran Sungai Mekong yang sangat terkenal, suasana yang tidak beda jauh dengan Indonesia.
Tiba di Krouch Khmer sebagai lokasi MHI pukul 6 sore kami langsung dibagi menjadi dua lokasi, Muflih dan Ariq ditemani Ustadz Ramli di Sekolah SEPAMA sedangkan Arsyad dan Tegar di Sekolah Al Ansaru Sunah Al Muhammadiyah. Jarak diantara kami hanya 3 km dan berbatasan dengan Vietnam dengan waktu tempuh 3 jam.
Hari Senin, awal menjalankan puasa dengan suhu 38 derajat dan dikenalkan kepada murid-murid serta jajaran guru, baru hari Selasa kami memulai mengajarkan Al-Qur'an. Fokus kami di sini mengajarkan Tilawatil Qur'an dan Hifzhul Qur'an. Tidak hanya anak-anak, kami juga mengajar jajaran guru dan makcik atau ibu-ibu terutama sekitar Sekolah SEPAMA. Jam 7 sampai 10 pagi mengajar anak-anak dan jam 10 sampai 11, Muflih mengajar jajaran guru dan Ariq mengajar makcik. Kami menggunakan bahasa arab dan melayu bagi guru dan anak-anak, sedangkan jama'ah dan makcik ditemani salah satu guru sebagai penerjemah.
Tidak hanya fokus mengajar, setiap malam kami bergantian menjadi imam shalat tarawih. Dan itu berlangsung setiap harinya di tempat kami berdiaspora. Ditambah dengan keseruan dan senda gurau bersama anak-anak dan guru-guru yang ada, kami sangat bahagia rasanya. Sebagai agenda penutup dari seluruh rangkaian kegiatan kami di Kamboja, kami mengajak guru dan murid untuk gotong royong kerja besi atau kerja bakti membersihkan sekitar lingkungan sekolah dan masjid. Masyarakat merespon positif dari kegiatan yang kami lakukan dan berharap bisa dapat dilakukan lagi di tahun berikutnya.
Respon positif masyarakat terhadap program MHI dan merasa bangga kepada anak 17 tahun dari Indonesia dengan berani pergi jauh untuk mengajar. Ada pesan Moral yang menyentuh dari ibu-ibu, " Orang sini kalau mencari ilmu ke Timur tengah atau Malaysia jarang yang belajar ke Indonesia, tapi orang Indonesia rela kesini untuk mengajarkan ilmunya (red.)". Kami bersyukur menjadi bagian dari orang - orang yang mereka maksud dan sebagai orang Indonesia kami tidak pernah takut serta malu berkiprah dimanapun kita berada.
MHI Chapter Cambodia
- Muhammad Ramli
- Muflih Abdullah
- Ariq Ahnaf
- Arsyad A.
- A. Tegar