Jam 6 pagi suara keriuhan sudah terdengar di Madrasah Mu'allimin Muhamadiyah. Satu persatu mobil dan motor orangtua calon santri berdatangan untuk mengikuti tes masuk Mu'allimin. Hari ini mereka para calon santri akan diuji pengetahuan dan mental mereka untuk masuk di Madrasah yang terletak di jalan S. Parman 68 ini.
Wajah-wajah antusias yang tinggi bercampur dengan kecemasan yang tak bisa disembunyikan nampak di wajah para orangtua. Hati yang berdegup kencang yang menimbulkan pertanyaan "apakah anakku bisa lulus atau tidak ?". Berharap anaknya dapat lulus dan menjadi seorang kader yang mampu bermanfaat bagi orang tua dan terlebih bagi lingkungan mereka berasal.
Pengumuman bagi calon santri untuk melakukan tes telah digaungkan. Satu persatu calon santri mulai melangkah memasuki ruangan dengan rapi didampingi oleh santri Mu'allimin. Orangtua calon santri tidak boleh menemani, dan tentunya menambah rasa dag dig dug di hati para orangtua. Tes pertama pun akan segera dimulai tepat pukul 07.30 WIB. Tes pertama yang akan dihadapi anak-anak calon santri adalah tes psikologi atau psikotes dilanjutkan dengan tes kedua yaitu Tes Potensi Akademik hingga pukul 10.30.
Setelah selesai rangkaian tes tulis hingga pukul 11.30 WIB, calon santri bisa bernafas lega hingga pukul 12.30. Mereka di beri waktu istirahat dan melakukan Sholat Dzuhur berjamaah di masjid dilanjutkan dengan makan bersama ala santri. Antrian makan rapi berjajar memanjang menjadi syarat wajib buat jadi santri di Madrasah ini.
Setelah tenaga terisi penuh dengan makan siang berlauk opor ayam. Calon santri meluncur kembali ke ruangan tes untuk melakukan tes terakhir, wawancara dan baca alquran. Calon santri di wajibkan menjawab pertanyaan dari penguji dengan segenap kemampuan mereka. Ada yang tertawa ada yang cuma ndungkluk, mungkin penguji nya agak serem. Ada juga yang menangis selesai di wawancara. Ya Allah, itu di tanya apa ya sama pengujinya sampe nangis ? :). Ternyata itu tangis bahagia dari calon santri setelah selesai tes wawancara.
Beranjak pukul 14.00, Satu persatu para orangtua calon santri mulai meninggalkan Kampus Suci ini. Kenangan tak terlupakan akan selalu terngiang di hati dan pikiran mereka.
Inilah Madrasah kami dan Inilah Sekolah yang akan menjadikan anak-anak dimasa mendatang menjadi kader bagi Agama, Nusa dan Bangsa dan tentunya Persyarikatan tercinta.