Narathiwat, Thailand — Bulan Ramadhan menjadi momentum bagi para santri aliyah kelas 4 dan 5 untuk menjalankan Mubaligh Hijrah (MH), sebuah program tahunan yang telah menjadi tradisi di Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta. Pada tahun ini, empat santri Mu'allimin mendapatkan amanah untuk berdakwah di Pondok Al Bayan, Narathiwat, Thailand. Selama kurang lebih dua minggu, mereka berusaha mengenalkan budaya Indonesia sambil memberikan pengajaran dan pendampingan kepada para santri di pondok tersebut.
Menghadapi Tantangan Bahasa dan Budaya
Ditempatkan di wilayah Thailand selatan, para mubaligh menghadapi tantangan berkomunikasi karena sebagian besar masyarakat setempat menggunakan bahasa Melayu dengan logat Thailand. Meskipun terkadang harus mengandalkan Google Translate, hal ini tidak mengurangi semangat mereka untuk membangun komunikasi dan menjalin keakraban dengan para santri serta warga sekitar.
Pondok Al Bayan sendiri merupakan pondok tahfidz yang dihuni sekitar 20 santri dengan rentang usia beragam, mulai dari 10 hingga 18 tahun. Para santri di sini dikenal sangat mandiri dalam menjalani keseharian mereka. Mulai dari menyiapkan sahur hingga mengurus keperluan asrama, semua dilakukan secara mandiri dengan pembagian tugas yang terstruktur.
Berbagi Ilmu dan Keterampilan
Selama berada di Pondok Al Bayan, para mubaligh tidak hanya mengajar hafalan Al-Qur'an tetapi juga memperkenalkan keterampilan dari Indonesia. Program wajib yang dijalankan di antaranya adalah:
- Melipat kertas origami, sebagai bentuk kreativitas dan melatih ketekunan.
- Membuat batik celup, yang memperkenalkan seni tradisional Indonesia dan disambut antusias oleh para santri.
Selain itu, melihat kurangnya kemampuan public speaking pada sebagian santri, para mubaligh menginisiasi pelatihan ceramah dengan jadwal rutin bagi setiap santri. Tujuannya agar para santri mampu berbicara di depan umum dengan percaya diri dan terampil.
Menjadi Bagian dari Keluarga Pondok
Di luar kegiatan formal, para mubaligh juga turut membantu kegiatan sehari-hari di pondok, seperti membersihkan asrama, masjid, dapur, dan kamar mandi. Bahkan, mereka juga mendampingi para ibu dalam memasak hidangan berbuka serta menyiapkan tempat untuk berbuka bersama. Semua ini dilakukan dengan penuh keikhlasan sebagai bentuk pengabdian dan kepedulian sosial.
Menebar Kebaikan di Bulan Suci
Ramadhan adalah bulan penuh berkah, di mana setiap kebaikan dilipatgandakan pahalanya. Melalui program Mubaligh Hijrah ini, para santri tidak hanya belajar berdakwah, tetapi juga mengasah jiwa kepedulian dan gotong royong. Sebuah pelajaran bahwa berbuat baik bukanlah hal yang sulit, bahkan sekadar membantu membersihkan masjid pun bisa menjadi ladang pahala.
Sumber:
Daffa Malik Utama dan Fadel Ahmad Thufail, peserta Mubaligh Hijrah di Pondok Al Bayan, Narathiwat, Thailand.
Tanggal dan Lokasi:
Pondok Al Bayan, Narathiwat, Thailand, 16 Maret 2025.