Mu’allimin, Yogyakarta - Kemah Santri Muhammadiyah (KSM) Nasional menjadi momentum penting untuk menanamkan jiwa Kemuhammadiyahan, yakni kader yang militan, unggul spiritualnya.
Ahad, (20/10) ditengah hujan yang mengguyur kota Yogyakarta, 21 santri Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta ikuti pelepasan keberangkatan Kemah Santri Muhammadiyah yang dilepas oleh Wakil Direktur 3 Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, Zulkifli MPd.
Dalam sambutanya, Zulkifli menyampaikan jika Kemah Santri Muhammadiyah ini merupakan kegiatan perdana yang digelar dengan konsep berkemah dengan peserta seluruh santri Muhammadiyah yang berasal dari seluruh Indonesia.
Selanjutnya, para santri bergegas menuju kantor PWM Daerah Istimewa Yogyakarta guna mengikuti proses keberangkatan bersama khafilah PWM Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Menjadi kader syaratnya tidak ringan, kian berat. Makanya kader yang masih ragu dan bimbang lebih baik pulang. Kader mengemban amanah persyarikatan, amanah bangsa tantangan berat dibandingkan sekarang," kata Dr Muhammad Ikhwan Ahada SAg MA, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY saat melepas 154 santri terdiri 15 regu berasal dari 10 pesantren Muhammadiyah DIY dari Masjid PWM DIY, Jalan Gedongkuning, Rejowinangun Kotagede, Kota Yogyakarta, Ahad (20/10/2024).
Para santri diberangkatkan ke Kemah Santri Muhammadiyah Nasional di Bumi Perkemahan Karanganyar Jawa Tengah, 20 - 22 Oktober yang bertema “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan”. Upacara pemberangkatan dilepas Dr Muhammad Ikhwan Ahada SAg MA (Ketua PWM DIY). Sebelumnya diberi pengantar Agus Saeful Bahri SAg MSI (Ketua Lembaga Pengembangan Pesantren/LPP PWM DIY) dan Dr Nur Ahmad Ghozali (Wakil Ketua PWM DIY).
Menurut Ikhwan Ahada, mencetak kader Muhammadiyah memang harus ditempa, Jenderal Besar Soedirman adalah contoh kader Muhammadiyah ditempa di Hisbul Wathan (HW). "Jenderal Besar pertama di Indonesia. Dalam konteks sekarang menjadi kader Muhammadiyah jangan pernah padam. Semangat menjadi orang bermarfaat untuk persyarikatan Muhammadiyah dan bangsa ini," ucapnya.
Sedangkan Agus Saeful Bahri dalam sambutan mengatakan, kegiatan ini diikuti 154 santri dari 10 pesantren Muhammadiyah, yakni Madrasah Muallimin Muhammadiyah Yogyakarta, Madrasah Muallimat Muhammadiyah Yogyakarta, MBS Prambanan, MBS Pleret, Pondok Pesantren Asy Syifa Muhammadiyah Bantul, PPTS Al Mansyur Bantul, MBS Al Mujahidin Wonosari, PPTQ Ibnu Juraimi Yogyakarta, PP Al Amin Kotagede dan PP Darul Ulum Galur Kulonprogo. "Dalam Kemah Santri Muhammadiyah Nasional pertama kalinya ini, kuotanya dibatasi," ujarnnya. Untuk kegiatan ini LPP PWM DIY persiapannya selama 2 bulan.
Sementara itu, Nur Ahmad Ghozali dalam sambutan mengatakan, Kemah Santri Muhammadiyah ini suatu kegiatan positif. "Setidaknya kegiatan ini menjadi media silaturahmi lintas kader dari Muhammadiyah secara nasional. Selain itu, Kemah Santri Muhammadiyah Nasional membangun komitmen keislaman, kebangsaan dan kemuhammadiyahan," ujarnya.