Mu’allimin, Tegal – Dikutip dari website pwmjateng.com atas artikel yang ditulis oleh Muhammad Taufiq Ulinuha, Penarikan santri program Mubalig Hijrah Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta di Slawi pada (29/3) malam menjadi momen yang penuh makna. Acara ini dimulai dengan sambutan hangat dari Sanusi, pembina program Mubalig Hijrah, yang mengucapkan terima kasih atas bimbingan yang diberikan selama di Slawi.
Dalam sambutannya, beliau juga memohon maaf atas segala kekurangan yang terjadi selama program berlangsung. Ucapan salam juga disampaikan untuk para Pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah Slawi atas Kerjasama yang terjalin dengan baik.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Slawi, Teguh Priambudi, menyoroti keterbatasan fasilitas yang dialami selama program. Meskipun awalnya direncanakan di 8 masjid, namun hanya 6 masjid yang dapat direalisasikan. Namun demikian, masjid-masjid tersebut memberikan apresiasi atas kehadiran santri dan menegaskan bahwa mereka diterima dengan baik di Masyarakat tempat mereka bertugas.
Di sisi lain, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Tegal, Fathun Hammam yang juga merupakan alumni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta, mengungkapkan rasa Syukurnya atas terlaksananya program ini. Beliau berharap para alumni dapat melanjutkan dakwah melalui Persyarikatan Muhammadiyah dan mendorong para santri untuk memperluas pergaulan dalam ranah kebangsaan.
“Saya berharap para santri dapat melanjutkan perjuangan dakwah dan kegiatan yang bermanfaat bagi Masyarakat,” ungkap Fathin Hummam, menegaskan semangat dalam menebarkan kebermanfaatan setelah kegiatan ini berakhir.
Sambutan-sambutan ini mencerminkan rasa terima kasih, harapan, dan dorongan untuk melanjutkan perjuangan dakwah. Penarikan santri program Mubalig Hijrah di Slawi bukan hanya sekedar peristiwa, tetapi juga momen inspiratif bagi semua pihak. (M Taufiq Ulinuha/pwmjateng.com)