Mu'allimin, Songkhla - Dua siswa Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, M. Rayhan Alfarooq (kelas 4 Upper B) dan Adefa Razka R. (kelas 5 MIA 1) mengisi Ramadhan 1445 H mereka dengan menjalani kegiatan Mubaligh Hijrah di lingkungan masyarakat Chana, Songkhla, Thailand.
Selama 20 hari, Rayhan dan Adefa biasa disapa, tinggal bersama di Rumah Anak Yatim Chana, Songkhla, menjalankan tugas menjadi muadzin, imam dalam shalat dan tugas ketakmiran lainnya. Setiap hari mereka juga terlibat di dalam kegiatan masyarakat menjelang berbuka puasa seperti mengkondisikan sajian menu dan tempat berbuka puasa. Tidak lupa pula dalam keseharian mereka bertukar wawasan budaya dan kebangsaan.
Rumah Anak Yatim ini bersisian dengan Universitas Teknologi Santiwit, terletak di Chana, Songkhla, Thailand. Tempat ini berjarak 950 km dari Bangkok dan masih merupakan bagian dari Thailand Selatan.
Adapun komunikasi masyarakat sekitar mayoritas sudah tidak berbicara menggunakan bahasa Melayu, tetapi bahasa Thai. Meskipun demikian, dalam proses Mubaligh Hijrah ini masyarakat senantiasa membantu dan memudahkan para siswa untuk beradaptasi dengan lingkungan yang memiliki perbedaan kultur dengan Indonesia.
Menurut Rayhan, warga di sini juga senang atas kehadiran para siswa yang cukup membantu dalam kegiatan ramadhan di Chana, Songkhla. Kendala para siswa yang menantang dan sering dialami adalah saat berkomunikasi dengan bahasa yang digunakan masyarakat sekitar.
Direktur Rumah Anak Yatim, Ustadz Man Sor sangat menyambut kedatangan para siswa Mubaligh Hijrah dengan harapan bisa turut serta berkontribusi di dalam kegiatan ramadhan, nyaman dan betah dengan kondisi yang ada. Mereka akan belajar berinteraksi dalam pengembangan kompetensi sosialnya, dan akan bermanfaat di masa mendatang, bagian warga Indonesia yang menyambung sejarah persaudaraan Islam Melayu di wilayah minoritas Islam Thailand ini. Semoga kegiatan ini berlanjut istiqomah ke depannya.
Tantangan global dan rintangan yang dihadapi adalah bagian dari proses pendewasaan seorang kader untuk kemanusiaan, umat bangsa dan persyarikatan. (Syafiqul Lathif)