Mu’allimin, Sedayu - Seiring berkembangnya zaman, tantangan yang umat Islam hadapi menjadi semakin kompleks. Tantangan ini juga harus dihadapi oleh kaum intelektual muda muslim sebagai penerus perjuangan para mujahid terdahulu.
Merespon isu itu Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman menyebutkan bahwa Kader Mu’allimin sebagai cendekiawan muda Muslim dituntut untuk bersungguh-sungguh menuntut ilmu bahkan jika harus berdiaspora meninggalkan tanah air.
“Harus mengikuti gerak jangan merasa cukup belajar setelah selesai di Mu’allimin, hanya di sini terus yang punya kemampuan berdiaspora untuk melanjutkan ilmu lanjutkan. Karena enggak mungkin tantangan Islam ke depan kita selesaikan dengan baik kalau kita tidak berdiaspora mencari ilmu sebanyak mungkin,” ujarnya pada Sabtu (20/1).
Dalam agenda Tabligh Akbar Milad ke-99 Sinar Kaum Muhammadiyah (SKM) di Mu’alimin, Agus lebih lanjut menyebutkan terdapat 3 hal yang perlu ditekankan oleh Kader Mu’allimin dalam usahanya menuntut ilmu, diantaranya:
Pertama, menguasai kemampuan teknologi. Dibalik pesatnya IPTEK, banyak orang yang mulai merindukan sisi kemanusiaan yang mulai pudar di tengah revolusi industri 5.0 saat ini. Untuk itu agama Islam sebagai rahmatan lil alamin menjadi pedoman utama dalam menghadapinya.
“Karena revolusi kelima ini yang membedakan dengan revolusi industri 4.0 karena orang mulai rindu kembali Sisi kemanusiaan di mana ketika digitalisasi meningkat rupanya Orang kehilangan sentuhan kemanusiaan,” jelasnya.
Kedua, mampu menguasai ekonomi umat. Sepanjang umat Islam tidak menguasai ekonomi maka selamanya umat Islam tidak akan pernah maju.
Ketiga, mempertahankan moral dan kejujuran. Bersamaan dengan berinovasi di bidang IPTEK dan membangkitkan ekonomi umat, Cendekiawan muda Muslim harus terus menghidupkan moral dan kejujuran.
“Ingat ketika Nabi ditanya oleh sahabat Seperti apa orang beragama itu maka Nabi menjawab husnul khuluq tanda orang beragama itu adalah akhlaknya,” tambahnya.
Terakhir Agus berpesan untuk seluruh Kader Mu’allimin agar terus aktif menjadi penggerak dakwah Islam melalui persyarikatan Muhammadiyah.
“Terus aktif memperjuangkan dakwah Islam melalui persyarikatan yang tidak lepas menjadi penggerak dakwah di mana manapun berada,” pungkasnya. (A’n & Alvin)