Mu’allimin, Yogyakarta - Rabu, 3 Januari 2024 telah dilaksanakan kegiatan In Haouse Training (IHT) di Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta yang dilaksanakan mulai pukul 07.30 s/d 14.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali dan menambah wawasan para guru dalam mengembangkan kemampuan mengajar menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Kegiatan ini terdiri dari dua sesi pada sesi pertama kegiatan pembukaan dan orientasi disampaikan oleh Ust. H. Aly Aulia, Lc.,M.Hum yang menekankan pentingnya dilaksanakan kegiatan IHT untuk mentranformasikan soft skill (EQ) atau interpersonal skills kepada peserta didik yang meliputi komunikasi, Kerjasama, pemecahan masalah, adaptasi, berpikir kritis, pengaturan waktu, bekerja dalam tekanan, kreativitas, kolaborasi, organisasi. Serta diarahkan dimasa depan peserta didik memiliki kemampuan Hard Skills (IQ) berupa kemampuan Bahasa, Gelar Sarjana, Sertifikat, menggunakan sfware computer, Phyton, R, Java, Adobe Creative Suite, SEO, Micosoft Tool, UX Design, HTML, Digital Marketing, dll. Pentingnya guru membekali dua kemampuan tersebut dalam mendukung semangat CADRE (Creative, Active, Discipline, Religious, Entrepreneure) dalam setiap pembelajaran yang diajarkanya sehingga antara visi dan misi Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta dapat tersinergikan dengan implementasi pembelajaran dan pengajaran di kelas-kelas. Kemampuan metakognisi dan multitasking menjadi prasyarat dalam menyambut semester 2 tahun ajaran 2023/2024 sehingga peserta didik benar-benar mendapatkan pelayanan prima di madrasah. Dengan mempelajari AI diharapkan guru-guru dapat ; 1. Guru memahami AI Tools untuk perencanaan pembelajaran; 2. Guru mempraktekkan scara sederhana AI Tools untuk Perencanaan Pembelajaran; 3. Guru memahami AI Tools untuk pengembangan proses pembelajaran; 4. Guru mempraktekkan penggunaan AI Tools untuk pengembangan proses pembelajaran. Berikut merupakan komponen pembelajaran yang harus disusun oleh guru-guru Madrasah Mu’allimin yaitu untuk guru pengampu Kurikulum Merdeka maka menyusun CP, TP, ATP, RPH, KKTP, dan modul ajar. Sedangkan untuk guru-guru yang mengajar menggunakan Kurikulum 2013 menyusun Silabus, Prota, Prosem, Minggu Efektif, KKM, RPP, RPH, dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Kemudian untuk guru-guru yang mengajar di kelas Internasional Menyusun Curriculum Framework, Prosem, Prota, Lesson Plan, Jumlah Minggu Efektif, Daily Plan, dan LKPD. Selanjutnya untuk guru-guru BK menyusun Program Umum, Program Semester, Program Tahunan, RPL dan Lembar Kerja Pemberian Layanan (ex Lembar Konferensi Kasus, Lembar Home Visit dll). Pada sesi yang pertama ini, dari 117 guru yang terdiri dari guru mapel dan guru BK yang dapat menghadiri IHT berjumlah 104 guru dan 13 tidak dapat mengikuti karna izin, sakit ataupun ada ketugasan yang lainya.
Pada Sesi kedua, IHT disampaikan oleh Bapak Dr. Ir. Sumarsono, S.T.,M.Kom yang merupakan Dosen dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dalam pemaparanya beliau menyampaikan bahwa dalam Kurikulum Merdeka harus didukung oleh metode pembelajaran yang futuristik berupa kemampuan tingat tinggi berupa teknologi pintar yang dapat membantu manusia (guru) dalam memberikan pembelajaran dan pengajaran berbasik kecerdasan buatan AI. Dengan AI akan mampu membuat rencana pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap peserta didik, dengan menyediakan materi yang relevan, memberikan umpan balik yang tepat waktu serta kemampuan dalam mengembangkan keterampilan dengan cara yang paling efektif dan efisien. Berikut ini merupakan perangkat lunak berbasis AI yang direkomendasikan oleh beliau seperti; ChatGPT, BERT, RoBERTa, XLNet, Google Bard, Adobe Express, dan Adobe Firefly, dll. Dalam pengembangan dunia pendidikan kecerdasan buatan (AI) dapat dimanfaatkan sebagai; 1. AI memungkinkan personalisasi pembelajaran yang lebih baik. Bermakna Sistem AI dapat menganalisis data dan informasi setiap siswa secara mandiri. Contoh : tingkat pemahaman, kecepatan belajar, preferensi belajar, dan kebutuhan khusus. 2. Mempelajari keterampilan dengancara yang paling efektif dan efisien. Bermakna AI telah mengembangkan asisen vistual atau chatbots yang dapat membantu setiap orang dalam proses belajar mereka. Banyak generasi milenial yang lebih melek teknologi dibandingkan dengan generasi Babyboomer. Terbukti teknologi AI dapat mengerjakan tugas pembelajaran dengan lebih cepat. Pada sesi yang kedua ini, dari 117 guru yang terdiri dari guru mapel dan guru BK yang dapat menghadiri IHT berjumlah 106 guru dan 11 tidak dapat mengikuti karna izin, sakit, ataupun ada ketugasan yang lainya. (EkoPras)