MENGABDI UNTUK NEGERI DI MASA PANDEMI
Wabah Covid-19 yang hingga kini masih belum melandai dan secara masif menjadi pandemi di seantero dunia, tidak menyurutkan para da'i muda Mu'allimin untuk tetap berkiprah mengemban amanah sebagai pengibar panji-panji keislaman di bawah bendera Muhammadiyah. Pada masa pandemi saat ini, Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta tetap menerjunkan para santrinya untuk berdakwah di seluruh wilayah Nusantara yang dikemas dalam kegiatan Mubaligh Hijrah Nasional secara daring.
Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, H Aly Aulia Lc MHum ketika melepas 380 santrinya yang dilaksanakannya secara virtual di awal Ramadhan mengatakan, bahwa kegiatan Mubaligh Hijrah (MH) tahun ini memiliki keunikan tersendiri, karena seluruh rangkaian kegiatan dari proses pembekalan, penerjunan, pemantauan, hingga penarikan di akhir Ramadhan dilakukan secara daring.
"Meskipun seluruh proses kegiatan Mubaligh Hijrah tahun ini kami lakukan secara daring, namun semangat mubaligh harus menjadi kompetensi penting bagi setiap kader ulama, yang tidak hanya sekedar sebagai penyampai pesan, namun lebih dari itu menjadi mubaligh muda yang didasari oleh semangat ulul albab untuk mampu mengabdi kepada umat secara nyata," ungkap Aly Aulia menyemangati para da'i muda yang berasal dari 20 propinsi di Indonesia via zoom itu.
Dalam kesempatan lainnya, pada acara Madrasah Menyapa Mubaligh Hijrah secara virtual, alumni Universitas Al Azhar, Cairo itu lebih lanjut menekankan kepada para peserta kegiatan tahunan itu bahwa seluruh kegiatan MH daring kali ini dapat dijadikan sebagai tonggak sejarah penting dan dapat sebagai acuan bagi kegiatan serupa di masa mendatang.
"Sistem MH daring ini akan menjadi momen penting bagi madrasah untuk mendesain sistem dan pola dakwah efektif secara daring di masa datang," ungkapnya.
Secara keseluruhan, peserta kegiatan dakwah kolosal tahunan yang diluncurkan sejak 15 tahun silam, dan menjadi salah satu program khas Mu'allimin itu diikuti oleh seluruh siswa kelas X dan XI. Mereka diterjunkan di 358 masjid yang berada di daerah asal masing-masing. Selain melalui metode tatap muka langsung, mereka pun berdakwah secara virtual melalui media sosial. Selama bertugas sebagai da'i muda, para anak panah Muhammadiyah itu juga mendapat bimbingan, pendampingan, dan pemantauan secara masif dari para guru pendamping.
Untuk memantau aktifitas dakwah yang dilakukan, mereka juga diwajibkan untuk membuat laporan tertulis dari setiap kegiatan yang dilakukan via aplikasi digital melalui link rim.muallimin.sch.id. Sifat dari laporan tersebut adalah real time dan tidak boleh terlewatkan pada setiap harinya berikut bukti fisiknya. Jika berganti hari, maka laporannya akan hangus.
Pembekalan terkait sistem dakwah di era pandemi ini, telah dilakukan sejak sebelum mereka diterjunkan pada awal Ramadhan. Secara substansial, materi yang harus mereka kuasai meliputi ibadah praktis, metode ceramah efektif, serta pembuatan konten dakwah secara digital.
Selama di lokasi MH, mereka bertugas sebagai imam, muadzin, khotib, penceramah, pengajar TPA, penggerak kegiatan Islami, bahkan menjadi marbot masjid.
Secara formal, para da'i muda yang terbagi menjadi dua kategori, yakni MH Daring Mandiri MH Daring Kelompok dengan jumlah total sebanyak 380 siswa itu, bertugas sejak tanggal 13 April hingga 1 Mei 2021. Namun dalam praktiknya, mereka terus mengawal kegiatan tersebut hingga akhir Ramadhan 1442 H ini. Bahkan menurut laporan, beberapa di antara mereka juga didaulat oleh masyarakat untuk bertindak sebagai khotib pada saat sholat hari raya Idul Fitri nanti.
(HN)