Untuk kesekian kalinya, Direktur Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah, H Aly Aulia Lc M.Hum mendapat kehormatan untuk menghadiri dan berbicara dalam forum internasional yang secara khusus bersinggungan dengan masalah pendidikan dan kebudayaan. Kali ini, alumni Universitas Al Azhar, Mesir itu turut serta dalam forum edukasi tingkat dunia yang diselenggarakan oleh World Federation of Arabic Islamic International Schools yang berlangsung di Kuwait, 8-9 Januari 2020.
Tema besar yang diangkat dalam forum internasional tersebut adalah 'Peran Sekolah Arab dan Dunia Islam dalam Mendukung Wasathiyah (Moderasi) dalam Kehidupan Bersama'. Konferensi dihadiri oleh para delegasi dari beberapa sekolah dan instansi pendidikan dari berbagai negara di kawasan Asia, Afrika, dan Eropa.
Dalam presentasinya di hari pertama yang menggunakan bahasa Arab, Aly Aulia menyampaikan materi terkait dengan sistem pendidikan Muhammadiyah yang diawali dengan didirikannya Qismul Arqa' dan berubah nama menjadi Kweekschool Muhammadiyah sebagai cikal bakal dari Mu'allimin-Mu'allimaat. Menurutnya, konsep mendasar dan tujuan utama dari didirikannya Mu'allimin-Mu'allimaat oleh pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan sejatinya adalah untuk mendukung terciptanya wasathiyah (moderasi) dan kehidupan bersama di Indonesia. Bahkan dalam perjalanan sejarahnya di masa pergolakan, dari madrasah ini pula muncul beberapa tokoh masional yang memiliki kontribusi besar dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Di sinilah, yang kemudian menjadikan pola pengkaderan itu menjadi salah satu substansi pembelajaran yang relatif penting di kedua madrasah tersebut.
"Panggilan dan peran hakiki dari lembaga pendidikan dan sekaligus pengkaderan khususnya di Mu'allimin-Mu'allimaat, sekolah dan pondok pesantren Muhammadiyah di seluruh Indonesia pada umumnya, pada saat ini semakin memerlukan penghayatan dan peningkatan misi serta orientasi yang mulia dan menjanjikan," ungkap Aly dalam bahasa Arabnya yang fasih.
Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa slogan 'Kembali kepada Al Qur'an dan Hadits' harus terus digelorakan dan dibumikan, karena semangat tersebut memiliki dua sisi yang sangat mendasar. Pertama, slogan tersebut bisa memainkan peran sebagai pembaharuan di tengah kejumudan umat Islam, dengan cara kembali kepada pedoman pokok Islam yang sesungguhnya.
Kedua, ketika reformasi Islam telah terinstitusionalisasi, slogan tersebut dapat menggiring ke arah kemapanan ortodoksi dan membuat Muhammadiyah menjadi kelompok puritan yang jumud.
"Peran institusi pendidikan menjadi penting bagi Muhammadiyah dalam upaya mengembangkan kerangka moderasi Islam yang jauh dari nilai-nilai kekerasan melalui program penyediaan buku-buku teks dan bahan-bahan pembelajaran yang Islami," lanjut Aly.
Di bagian akhir presentasinya, Aly menyatakan bahwa keikutsertaannya dalam forum tersebut dan berbagai forum internasional sebelumnya, adalah dalam upaya membangun jejaring, mengefektifkan dan mengembangkan kerja sama dengan berbagai pihak yang tersebar di seluruh dunia. Di samping itu, juga dalam upaya mengembangkan khasanah keilmuan dan kebijakan untuk membangun peradaban masa depan yang utama. Dalam kaitan itu, juga sekaligus untuk memperluas pandangan dunia (world view) dan strategi budaya untuk membangun dan menyebarkan kerangka keilmuan yang berlandaskan nilai-nilai yang wasathiyah (moderasi) dan berkemajuan.
"Sebagai miniaturnya Indonesia, karena siswa Mu'allimin berasal dari seluruh propinsi di Indonesia, maka kami akan terus berupaya secara berkelanjutan dan berkiprah secara intensif untuk mewujudkan misi besar tersebut," tegas Aly mengakhiri paparannya.
(HN)
Info PPDB Mu'allimin 2020/2021:http://bit.ly/mualliminjogja)