Forum Kamisan pada tanggal 8 November 2018 dihadiri dan diisi oleh Tamu spesial Bapak Moh Mudzakkir. Beliau Moh. Mudzakkir, S.Sos., M.A., adalah dosen di Universitas Negeri Surabaya dan juga merupakan alumni Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah tahun 200100. Jabatan terakhir yang diemban adalah Asisten Ahli. Pendidikan terakhir yang ditempuh adalah S2 Jurusan Sosiologi di Universitas Gadjah Mada, lulus pada tahun 2009.
Sejak tahun 2014 berperan aktif dalam kegiatan penelitian di simlitabmas, 1 kali menjadi anggota. Mengampu 29 matakuliah selama 7 semester di 2 prodi sejak tahun ajaran 2010 Genap sampai 2016 Genap. Mulai tahun 2010 sampai 2016 menjadi dosen pembimbing akademik terdahap 45 orang mahasiswa, 11 diantaranya sudah lulus. Menjadi dosen pembimbing skripsi terhadap 30 mahasiswa mulai angkatan 2008 sampai 2012, 30 diantaranya sudah lulus.
Dalam dialog kamisan kali ini bapak Moh. Mudzakkir banyak memaparkan bagaimana media sosial sekarang ini menjadi hal yang harus didalami. Beliau mengatakan bahwa saat ini kita hidup difase awal Revolusi Industri Keempat. Klaus Schwab (2016) pendiri dan sekaligus juga Executive Chairman World Economic Forum (WEF) melihat bahwa Revolusi Industri Keempat ini mengubah gaya hidup secara radikal, dalam bekerja dan berinteraksi dengan manusia satu dengan yang lain.
Revolusi Industri ini bagaimanapun pada dasarnya berbeda dengan situasi yang sebelumnya. Hal ini dpat dilihat dan ditandai dengan berbagai macam teknologi baru yang mampu menggabungkan dunia fisik digital dan biologis. Dan dampaknya berkembangnya ilmu pengetahuan dalam bidang apapun, dan bahkan memunculkan ide–ide yang menantang.
Dalam Konteks Pendidikan, muncul Fenomena Massive Open Online Course yang disediakan oleh kampus – kampus terbaik di Amerika Serikat. Tanpa harus berkuliah disana, kitapun bisa mengikuti dari negara kita. Melalui Komputer dan Smartphone, guru dan murid bisa mengakses berbagai informasi dan matei pembelajaran secara mandiri.
Kemajuan Teknologi bukan hanya melahirkan akibat yang diinginkan, namun juga melahirkan akibat yang tidak diinginkan dalam perkembangannya. Hanya dengan Smartphone digenggaman tangan, kita bisa menyelesaikan masalah tanpa dibatasi jarak dan waktu.
Banyak orang mengatakan bahwa kedepan dan mungkin saat ini, peran dan fungsi guru telah berkurang oleh berbagai macam inovasi didunia digital. Tapi ada peran yang tidak bisa digantikan oleh dunia digital yaitu hubungan yang bersifat manusiawi, emosional serta keteladanan yang dimiliki oleh guru ditempat mengajar.
Peran dan fungsi guru direa digital juga masih sangat relevan dan penting. Bahwa mereka menjadi subjek perubahan dan panutan (digugu lan ditiru), khususnya dalam menghadapi masa ini. Para guru sebagai teladan akan terus sangat relevan karena keteladana adalah esensi paling utama dari proses pendidikan.