Pantai Sundak, Pantai Sadranan, dan Goa Pindul
14-15 April 2016
Hari Kamis (14/4) lalu mungkin menjadi hari yang biasa bagi orang lain, namun bagi kami kelas IX E itu menjadi hari yang kami tunggu-tunggu, karena saat yang lain bosan hari Kamisnya gitu-gitu aja, kami akan bersenang-senang ria di tiga tempat wisata yang mempesona.
Pukul 14.30, 32 siswa kelas IX E beserta Ustadz Erik dan Kak Sidiq selaku pendamping sudah berkumpul di halaman Asrama 10. Setelah sedikit pengarahan dan doa bersama, kami lansung cap-cus meluncur menaiki bus tercepat di Jogja, yakni Bintang Kejora.
Gambar 0.1
Agar lebih kompak dan semangat, Ustadz Erik memimpin melakukan tos bersama.
2 jam perjalanan bagaikan satu kedipan mata, bukan karena cepatnya bus Bintang Kejora, namun lebih karena rasa kantuk yang membuat kami tertidur pulas selama perjalanan. Pukul 17.15, bus merapat di Pantai Sundak. Tujuan pertama kami adalah mushola di dekat sana, barulah setelah menunaikan shalat jama’ qashar ashar, kami menuju Pantai Sadranan, namun karena kesalahfahaman, kami tiba disana ketika matahari hendak hilang, tetapi itu bukan masalah, bahkan walau langit sudah gelap, kami tetap bisa menikmati kebersamaan saat saling bercanda tawa ditemani sinar matahari terbenam jauh di ujung sana.
Pukul 18.00, sepulangnya dari Pantai Sadranan, mandi, berwudhu, dan shalat adalah kegiatan kami selanjutnya. Setelah itu, kami mendirikan tenda-tenda yang akan kami gunakan untuk bermalam, kami kira itu adalah hal yang mudah, ternyata mendirikan tenda butuh ketelitian dan kerja sama. Betul saja, barulah setelah dua jam, tepatnya pukul 20.00, tujuh tenda akhirnya berhasil didirikan.
Gambar 0.2 Dengan kompak, kami mendirikan tenda untuk dijadikan tempat beristirahat malam nanti.
Kegiatan kami selanjutnya adalah makan malam bersama, kemudian kami berkumpul di tepi pantai untuk membuat api unggun. Setelah api unggun dinyalakan, kami membuat lingkaran sedangkan beberapa yang lain membakar ubi dan jagung. Ditemani suara petikan gitar, ubi dan jagung bakar, kami menikmati malam itu dengan penuh rasa gembira, sejenak melupakan penat di tengah padatnya jadwal ujian.
Malam semakin larut bersamaan selesainya acara, pukul 23.30, beberapa segera masuk ke tenda, sedangkan mereka yang kurang hiburan masih duduk-duduk santai di tepi pantai, namun tak berselang lama, semua terlelap di tenda masing-masing.
Kami mengawali hari kedua kami dengan shalat shubuh berjamaah, barulah setelah semuanya berkumpul, kami lansung menuju Pantai Sadranan untuk yang kedua kalinya. Suasana sepi disana membuat kami merasa berada di pantai pribadi.
Gambar 0.3 Di sela waktu bermain kami, kami menyempatkan mengabadikan momen bersama.
Setelah puas bermain-main, kami kembali ke Pantai Sundak, disana panitia telah menyiapkan beberapa lomba yang menggunakan bahasa asing, sesuai tajuk acara yakni “LANGUAGE CAMP”. Diantaranya yaitu lomba voli dan estafet.
Gambar 0.4 Pada lomba estafet ini, para pemain diwajibkan untuk mengucapkan mufradat atau vocabulary setiap kali wasit memberi aba-aba. Bagi yang tidak mengucapkan, maka timnya didiskualifikasi.
Gambar 0.5 Selain lomba estafet, kami juga mengadakan lomba voli yang mempunyai peraturan seperti lomba estafet.
Lomba itu selesai pada pukul 09.00, selanjutnya kami bergegas mengambil jatah sarapan masing-masing. Setelah perut terisi, kami mengemasi barang bawaan masing-masing. Tepat pukul 10.30, bus kami kembali melaju menuju destinasi selanjutnya, yakni Goa Pindul. Sesampainya disana, terlebih dahulu kami melaksanakan shalat Jum’at di Masjid sekitar sana, sekaligus meng-qashar shalat Ashar. Setelah shalat dilaksanakan, kami langsung bersiap untuk memasuki Goa Pindul.
Gambar 0.6 Sebelum kami memasuki goa, kami saling bergandengan dan berbaris.
Begitu memasuki goa, kami disambut oleh suasana gelap yang menyelimuti, hanya berbekal cahaya dari senter para pemandu, kami dapat melihat isi goa sembari mendengar penjelasan dari mereka.
Setengah jam kemudian, kami telah keluar dari gelapnya goa. Lalu kami bergegas menaiki mobil untuk menuju Kali Oya. Kali Oya tidak jauh berbeda dengan Goa Pindul, hanya saja Kali Oya berupa sungai dan lebih panjang daripada Goa Pindul. Setelah menelurusi 1,5 km derasnya Kali Oya, petualangan kami akhirnya usai. Bergegas kami membersihkan diri, kemudian pada pukul 15.00, dengan bersamaan kami yang langsung pulang menuju asrama, berakhirlah acara “LANGUAGE CAMP” ini. Rasa senang dan gembira menjadi oleh-oleh kami sesampainya di asrama nanti, sekaligus kembali dijejali pada padatnya jadwal ujian yang telah menanti kami.
***
( Kiriman dari : Dafauddin Al Haq Kelas 3 E)