Sekolah Calon Ulama, Pendidik, & Pemimpin Pendidikan 6 Tahun

EN / GB

Youth Abroad Expedition #4 : Cikgu Mengajar

Oleh Ahmad Tino

12 Desember 2023

Mu’allimin, Malaysia - Kegiatan ini berupa international volunteering, yang diselenggarakan oleh Indonesian Millennial of Change (IMC). Salah satu dari program mereka ialah Youth Abroad Expedition (YAE), dan pada kesempatan kali ini saya mengikuti kegiatan Youth Abroad Expedition #4 dengan tema Cikgu Mengajar.

Kegiatan dilaksanakan di Madrasatul Mahmudiyah di Mutiara Sentul dan sanggar bimbingan Wira Damai di batu caves town, yang terletak di Kuala Lumpur, Malaysia, dilaksanakan pada tanggal 16-19 November 2023.

Kegiatan dimulai dari berkumpulnya para delegasi dari berbagai daerah Indonesia di Kuala Lumpur International Airport (KLIA). Untuk kemudian berangkat menuju salah satu lembaga perusahaan islam besar di malaysia bernama Global Ikhwan Service & Bussines (GISB) Holding, disana kami bersosialisasi mengenai kegiatan dan program dari IMC ini kepada para tuan guru dari GISB Holding. Ada beberapa nasihat yang disampaikan oleh para tuan guru salah satunya dari cikgu Zhaki Muhammad,

"Ada poin-poin penting yang muslim harus dipegang dalam berkehidupan ini, poin-poin itu ialah : 1. Tauhid 2. Menanam rasa rindu kepada nabi 3. Merindukan nikmat surga 4. Takut akan siksa neraka 5. Mengingat kisah para nabi, rasul, dan sahabat 6. Takut serta malu akan berbuat keji 7. Melatih dan membimbing sesama sepenuh hati."

Setelah dari sosialisasi dengan GISB Holding kami pergi menuju tempat penginapan, yang dimana malamnya kita mengadakan briefing untuk program kerja setiap tim di kegiatan pengabdian esok hari.

Hari pengabdian pun tiba, kami dikirim ke Madrasatul Mahmudiyah untuk diberi pembekalan istilahnya dari divisi bagian lapangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia, yakni pak Shoheh. Beliau bercerita tentang kehidupan keluarga Indonesia yang sekarang tinggal di Malaysia, beliau bercerita sangat panjang yang dimana sedikit dari isinya,

"Mereka ini (warga negara Indonesia yang tinggal di Malaysia) kewarganegaraannya mengambang/tidak pasti (karena mereka datang ke Malaysia dengan modal nekat dan melewati imigrasi dengan menyogok), jadi setiap kali mereka ini ingin berpergian walau pun tak sampai radius 1 kilometer mereka selalu was-was, mereka takut ditangkap polisi malaysia karena mereka tidak ber-kewarganegaraan tersebut". "Tugas kami (KBRI) menjaga, membimbing, dan membina setiap keluarga Indonesia yang ada disini, mulai dari semua kebutuhan hidup, hingga pendidikan anak mereka. Tak dipungkiri jika kami (KBRI) bergerak sendiri (karena minimnya support dari pemerintah Indonesia) maka tidak efektif dalam menjalankan tugas tersebut, hingga akhirnya kami membutuhkan yang namanya relawan mulai dari mahasiswa yang melaksanakan KKN, hingga lembaga-lembaga yang melaksanakan program relawan ke tempat ini".

Kisah yang benar apa adanya disampaikan oleh pak Shoheh membuat kami tergerak hatinya karena benar itulah realita yang dialami oleh saudara setanah air kita disana. Setelah pembekalan dari pak Shoheh tersebut kami dibagi ke 2 tempat pengabdian yakni sanggar bimbingan Wira damai di Batu Caves Town dan madrasatul Mahmudiyah di Mutiara Sentul, dan melaksanakan setiap program kerja pengabdian kami dalam 1 hari tersebut. Di malam harinya IMC mengajak kami untuk mengakrabkan diri kami lewat Remember When, disitu kami menceritakan setiap kejadian dimasa lalu yang bisa membuat kita terus mengingat hal tersebut, menjadi motivasi hingga saat ini, menjadi hal yang baik atau sebaliknya, dan kejadian-kejadian yang lain sebagainya.

Hari ke 3 kegiatan, kami mengajak para warga didaerah Mutiara Sentul untuk melihat performance dari kami berupa Nusantara Fashion Show, disitu kami menggunakan baju adat terbaik dari masing-masing daerah kami. Serta kami mengadakan Nusantara Culinare, dimana kami menyajikan makanan dan minuman khas dari masing-masing daerah kami kepada para warga disana. Awalnya kami kira kegiatan Nusantara Fashion Show dan Nusantara Culinare menjadi kegiatan yang biasa saja, namun ternyata reaksi warga tidak demikian para warga di Mutiara Sentul sana sangat menikmati dan bahkan terharu seakan-akan mereka dapat kembali merasakan daerah tempat tinggal mereka di Indonesia lewat Nusantara Fashion Show dan Nusantara Culinare. Sama seperti malam sebelumnya malam ini kita juga melakukan malam keakraban lewat pentas seni dengan bercosplay sesuai pekerjaan yang kita inginkan, serta masing-masing tim mementaskan suatu persembahan kepada seluruh delegasi mulai dari tarian, menyanyi, drama, dan flashmop.

Kegiatan kami di hari terakhir ialah tour trip keliling Malaysia, bersama auntie Dy yang semangat nya masyaallah tabarakallah walau sudah memasuki usia tua, sebagai tour guide dalam tour trip kami. Auntie mengajak kami berkeliling mulai dari Istana Negara Malaysia, sama dengan Istana Negara Indonesia kita wisatawan hanya boleh berkunjung hingga bagian depan istana nya saja; berlanjut ke Batu Caves disana kami beruntung karena dapat menyaksikan penampilan artis India dan sedang ada perayaan Deepavali di sekitaran Batu Caves tersebut; selanjutnya kita ke KL Tower layaknya Monas di Indonesia, disekitaran KL Tower walau itu ditengah kota terlihat asri dan adem dengan banyak nya pohon disekitar sana; lalu berpindah ke Dataran Merdeka, mungkin mirip dengan sekitaran Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dimana didominasi dengan bangunan-bangunan kerajaan; dan terakhir kita ke KLCC atau di sekitar Menara Kembar Petronas, menjadi destinasi terakhir kami sekaligus tempat berpisah bagi delegasi yang dimalam harinya harus sudah berada di bandara.

Raut sedih terukir di wajah kami karena perpisahan sudah ada di depan mata ini, saya termasuk delegasi yang malam itu harus sudah dibandara merasa bahwa waktu yang singkat ini ternyata bisa menumbuhkan kesan yang tak terlupakan. Sudah terbentuk rasa kekeluargaannya namun Allah sudah menghendaki, setiap kali ada pertemuan pasti ada perpisahan dan itulah yang kami rasakan di sore itu. Sebuah kalimat penutup yang disampaikan oleh CEO IMC kak Ermita Fatimah Hasibuan yang saya ingat dan pegang hingga saat ini ialah,

"BERMIMPI DAN MEWUJUDKAN IMPIAN DIRI SENDIRI ADALAH HAL YANG BIASA NAMUN,

MEWUJUDKAN DAN BERADA DALAM IMPIAN ORANG LAIN ADALAH HAL YANG LUAR BIASA!!".

Oleh :

Faiz Ubaidillah Fuat

Kader Tingkat IV Mu'allimin Kelas D

Mu'allimin di Instagram


Mu'allimin dalam angka


0

Tahun Berdiri

0

Pahlawan Nasional

0

Jumlah Pelajar

0

Komunitas Siswa

Informasi PPDB Tahun Ajaran 2024/2025

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2024/2025 Gelombang 1 masih dibuka sampai dengan 10 November 2023.

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik

© 2021 Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta