Mu’allimin, Bangkok Thailand, 23 November 2024 - Perkembangan paradigma belajar dan mengajar menjadi keniscayaan bagi siswa dan guru. Keikutsertaan dalam sebuah forum diskusi menjadi penting bagi guru untuk dapat terus up to date mengikuti perkembangan dan perubahan. Harapannya jelas, agar guru dan siswa terus dapat mengikuti perkembangan arah pendidikan internasional sehingga lanjutannya adalah mampu bersaing di level internasional.

Madrasah Mu'allimin sebagai lembaga pendidikan menengah pencetak pemimpin, pendidik, dan ulama terus mengembangkan diri dari berbagai sisi agar terus siap untuk ikut dalam kontestasi pendidikan berlevel internasional. Salah satu yang menjadi concern adalah Teacher Professional Development. Melalui pemberian pengalaman bagi guru dalam pengembangan profesi dirinya, diharapkan Mu'allimin mampu untuk terus membawa perubaham kemajuan bagi para peserta didik. Oleh karena itu, dalam forum internasional yang diselenggarakan oleh British Council melalui tema besar The Power of Language Assessment on Individuals and Society ini Mu'allimin menerbangkan 2 (dua) guru untuk dapat menggali informasi up to date tentang pendidikan di level internasional yang mengarah khusus pada pentingnya peran dan penilaian bahasa, khususnya bahasa inggris.

Sebagai bagian dari British Council Partner Schools, dalam kegiatan ini ada dua misi utama Muallimin menerbangkan kedua guru tersebut. Pertama, tentu saja menggali informasi mengenai pentingnya penilaian bahasa yang terukur dan valid yang nantinya berdampak pada kemajuan individu siswa dan melebar ke kemajuan sebuah negara tentu saja.

Misi kedua adalah menjalin jejaring-jejaring baru dalam skala internasional melalui kegiatan Networking. Forum ini menjadi tempat yang tepat untuk memperluas jejaring internasional mengingat peserta dan pembicara tidak hanya dari satu atau dua negara saja, melainkan dari berbagai negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Myanmar dan Vietnam, juga dari Asia Timur seperti China dan Korea.

Cukup banyak pembicara yang hadir serta mengisi sesi plenary dan paralel pada forum internasional ini. Beberapa di antara pemateri dari lembaga terkemuka seperti University of Cambridge, University of Bremen, King's College, dan lembaga terkemuka lainnya hadir dan mengisi pada agenda yang dihadiri oleh lebih dari 200 orang ini.

Konferensi internasional ini sendiri banyak membicarakan tentang kebijakan penilaian bahasa yang dianggap banyak berdampak terhadap kesiapan dan kemajuan seorang individu, lembaga bahkan bangsa. Dalam acara ini, banyak dipaparkan pula bagaimana sebuah negara memiliki kebijakan standar bahasa, seperti di Thailand dan Vietnam misalnya. Selain itu, cukup banyak pula para kepala lembaga bahasa dari berbagai negara yang hadir dan menyampaikan paparannya tentang best practice yang dilakukan di negaranya.

Melalui kegiatan ini, Mu'allimin diharapkan mampu menyerap dan mengadaptasi atau bahkan mengadopsi beberapa hal baru yang relevan dengan kondisi dan karakteristik Muallimin. Hal ini tentu saja akan berdampak positif bagi Muallimin sebagai lembaga yang terus memperkenalkan diri sebagai sebuah Madrasah yang siap bersaing di kancah Internasional. (HER)