Mu’allimin Yogyakarta - Eksistensi Mu'allimin sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam Muhammadiyah tertua di Indonesia, telah terbukti menjadi daya tarik yang luar biasa untuk dieksplor oleh siapapun yang expert dan konsen tentang kajian Islam berkemajuan. Setidaknya hal tersebut tampak dari berbagai kunjungan dengan frekuensi yang bisa dikatakan relatif tinggi yang dilakukan oleh berbagai pihak dari luar negeri ke Mu'allimin.
Salah satu tokoh dunia yang tidak lagi bisa disanksikan lagi kepakarannya dalam bidang ekonomi yang sudah dua kali ini berkunjung ke Mu'allimin adalah Prof. Dr. Musthofa Dasuki Kesba.
Jika pada kunjungan pertamanya pada sekitar pertengahan tahun 2017, dia menegaskan bahwa kaum muda memegang peranan penting dalam menggerakkan sebuah roda peradaban di belahan bumi manapun.
"Pemuda sekarang adalah pemimpin di hari esok, pemimpin dunia di masa datang," ungkapnya di hadapan para siswa Mu'allimin lima tahun silam (Humas News, 2017).
Prof. Dasuki, yang kini menjabat sebagai Direktur Pusat Kajian Ekonomi Islam Shaleh Kamil Universitas Al-Azhar Kairo Mesir itu pun baru saja mengunjungi Mu'allimin untuk yang kedua kalinya, Sabtu (18/6).
Dengan didampingi oleh Direktur Ma'had Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta, H Aly Aulia Lc MHum serta jajaran direksi, Prof Dasuki kembali memberikan motivasi kepada sekitar 300 an santri Mu'allimin selepas menunaikan ibadah sholat Maghrib secara berjamaah di Masjid Hajah Yuliana, Kampus Terpadu Mu'allimin, Sedayu.
"Al-Azhar merupakan universitas tertua dalam sejarah peradaban Islam. Dan kalian yang telah dibekali ilmu-ilmu keIslaman di Mu'allimin ini, kelak harus mampu mengisi kursi-kursi di kampus itu," ungkapnya dalam bahasa Arab yang fasih.
Tokoh ekonomi Islam yang sering membahas tentang wakaf itu pun, mengatakan bahwa para pemuda muslim harus menjadi subjek untuk mengembangkan peradaban Islam dan bahkan peradaban dunia dalam arti luas. Dan menurutnya, skill di bidang bahasa Arab merupakan salah satu kompetensi yang tidak bisa ditawar untuk mengembangkan misi tersebut.
"Untuk bisa masuk di Universitas Al-Azhar dan bahkan memegang dunia itu, kalian harus belajar, belajar serta mampu berbahasa Arab dan memiliki hafalan Al-Qur'an yang memadai," tegasnya mantap dengan nada yang tinggi.
Diapun menambahkan bahwa komponen terpenting dalam pendidikan yang harus dimiliki oleh para santri di era modern saat ini adalah memiliki keimanan yang kuat, ilmu yang memadai, dan juga gemar beramal dalam segala situasi.
"Dengan bekal itu, pastilah kelak kalian akan menjadi intelektual muslim yang siap terjun ke kancah kehidupan nyata di masyarakat untuk mengamalkan kompetensi keilmuan kalian," tukas Prof. Dasuki di bagian akhir dari tausiyahnya.
(HN)