Sekolah Calon Ulama, Pendidik, & Pemimpin Pendidikan 6 Tahun

EN / GB

𝗠𝗔𝗞𝗡𝗔 𝗔𝗚𝗔𝗠𝗔 𝗠𝗘𝗡𝗨𝗥𝗨𝗧 𝗞𝗛. 𝗔𝗛𝗠𝗔𝗗 𝗗𝗔𝗛𝗟𝗔𝗡

Oleh admin

19 November 2019

𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥 𝘚𝘶𝘭𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯

 

Abdul Munir Mulkhan menyatakan bahwa tidak banyak naskah tertulis dan dokumen yang dapat dijadikan bahan untuk mengkaji dan merumuskan pemikiran KH Ahmad Dahlan. Menurut penelitian Mulkhan naskah agak lengkap terdapat dalam penerbitan Hoofbestuur Taman Pustaka pada tahun 1923 sesaat setelah Kyai Ahmad Dahlan wafat.

Berdasarkan sumber dan bahan yang tersedia, pokok-pokok pikiran dan pandangan KH Ahmad Dahlan bisa dijelaskan dalam uraian sebagai berikut:

1. Dalam bidang aqidah, pandangan KH Ahmad Dahlan tidak berbeda, sejalan, dan sesuai dengan pemikiran ulama salaf.

2. Menurut pandangan KH Ahmad Dahlan, beragama adalah beramal; Amal artinya memberikan manfaat dan berbuat sesuatu, amalnya juga sesuai dengan dalil yang berpedoman dengan Al-Quran dan As Sunnah.

3. Ahmad Dahlan berulang kali menekankan bahwa setiap manusia harus mempergunakan akal untuk memperbaiki soal i’tikad dan keyakinan, usaha dan tujuan kehidupan ini, serta memahami kebenaran yang sejati. Akal manusia tidak boleh dibajak oleh hawa nafsu. Maka apabila merujuk pada 7 falsafah ajaran KH Ahmad Dalan yang ditulis oleh KRH. Hadjid maka KH Ahmad Dahlan sering mengingatkan akal manusia jangan sampai lengah. Dinyatakan oleh KH. Ahmad Dahlan:

“𝘓𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩, 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘳 𝘵𝘦𝘳𝘶𝘴–𝘮𝘦𝘯𝘦𝘳𝘶𝘴 𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩, 𝘵𝘦𝘯𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘴𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘢𝘵. 𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘭𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘵𝘪–𝘩𝘢𝘵𝘪. 𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘴𝘢𝘫𝘢, 𝘬𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘦𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩–𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭, 𝘢𝘱𝘢𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘭𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳𝘢𝘵. 𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘦𝘯𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶𝘩 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘴𝘪𝘭”.

Maka diantara ayat yang juga menjadi refleksi KH. Ahmad Dahlan adalah ayat yang berbunyi:

أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩𝘬𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘸𝘢 𝘯𝘢𝘧𝘴𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘵𝘶𝘩𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢, 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘢𝘴𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘭𝘮𝘶-𝘕𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘯𝘤𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘱𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱𝘢𝘯 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘱𝘦𝘯𝘨𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢? 𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢𝘬𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘵𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬 𝘴𝘦𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 (𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘵). 𝘔𝘢𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘫𝘢𝘳𝘢𝘯.

4. Dasar pokok hukum Islam adalah Al-Quran dan As Sunnah. Jika dari keduanya tidak diketemukan kaidah hukum yang eksplisit maka ditentukan berdasarkan kepada penalaran dengan mempergunakan akal pikiran (logis), qiyas, serta ijma’.

5. Terdapat lima jalan untuk memahami Al-Quran yaitu mengerti artinya, memahami maksudnya (tafsir), mentadabburinya, serta bertanya apakah sudah benar-benar mengamalkan ayat al-Quran yang dipelajarinya serta tidak pindah atau mencari ayat lain sebelum mengamalkannya. Disini kita kembali menemukan tradisi kunci Muhammadiyah yang tumbuh dari KH. Ahmad Dahlan yaitu ayat al Quran menjadi landasan letupan untuk beramal. Maka dalam Muhammadiyah amal usaha adalah perwujudan ayat Al Quran dalam bentuk tindakan nyata. Ilmu tidak boleh berhenti pada tataran ilmu, namun ia harus terwujudkan dalam amal sholih, karena amal sholeh akan bermanfaat bagi banyak manusia.

6. Kyai Haji Ahmad Dahlan menyatakan bahwa tindakan nyata adalah wujud kongkrit dari penterjemahan Al-Quran, dan organisasi adalah wadah dari tindakan nyata tersebut. Untuk memperoleh pemahaman demikian, orang Islam harus selalu memperluas dan mempertajam kemmapuan akal pikiran dengan ilmu manthiq atau logika.

7. Sebagai landasan agar seseorang suka dan bergembira maka orang tersebut harus yakin bahwa mati adalah bahaya, akan tetapi lupa lupa kepada kematian merupakan bahaya yang jauh lebih besar dari kematian itu sendiri. Akan tetapi yang perlu digaris bawahi adalah bukan berarti KH Ahmad Dahlan mengajarkan tentang bersikap fatalistik, justru ingat kematian dijadikan sarana untuk berbuat yang terbaik ketika di dunia. Di samping itu, Kyai menyatakan selanjutnya, bahwa harus ditanamkan dalam hati seseorang ghirah dan gerak hati untuk maju dengan landasan moral keikhlasan dalam beramal.

8. Pembinaan generasi muda (kader) dilakukan Kyai dengan jalan interaksi langsung. Untuk melaksanakan teorinya tersebut Kyai mendirikan kepanduan Hizbul Wathan, dan pengajian pemuda-remaja yang dikenal dengan nama Fathul Asrar Miftahus Sa’adah. KH. Ahmad Dahlan memandang kaderisasi generasi muda adalah keniscayaan untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Dari sini mungkin kita bisa menjawab pertanyaan besar yang sering diajukan oleh peneliti, “Mengapa KH. Ahmad Dahlan jarang mempunyai tulisan?’ maka, jawaban yang paling memungkinkah adalah karena KH. Ahmad Dahlan telah menghabiskan waktunya untuk membina generasi muda sebagai ‘investasi’ masa depan.

9. Strategi menghadapi perubahan sosial akibat modernisasi adalah merujuk kembali Al-Quran, menghilangkan sikap fatalisme, sikap taklid. Strategi tersebut dilakukan dengan cara menyalakan jiwa dan semangat ijtihad melalui kemampuan berpikir logis-rasional dan mengkaji realitas sosial.

10. Objek gerakan dakwah Muhammadiyah meliputi rakyat kecil, kaum fakir-miskin, para pejabat, hartawan dan juga para cendikiawan dan intelektual.

11. KH. Ahmad Dahlan juga memandang bahwa Muhammadiyah didirikan dalam rangka berbakti pada negeri, maka pada saat Letusan Gunung Kelud pada tahun 1919 yang menelan korban tidak sedikit, maka Muhammadiyah
menginisiasi lahirnya Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO). Lembaga ini menjadi satu dari empat unsur pembantu pimpinan yang dibentuk Hooftbestuur Muhammadiyah saat itu dan diketuai oleh Kiai Sudjak, maka relawannya dikenal dengan nama Laskar Sudjak.

Rujukan:
Muhammad Sulaiman. 𝑀𝑎𝑘𝑛𝑎 𝐴𝑔𝑎𝑚𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑖𝑑𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑀𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 𝐾𝐻. 𝐴ℎ𝑚𝑎𝑑 𝐷𝑎ℎ𝑙𝑎𝑛, 𝘑𝘦𝘫𝘢𝘬-𝘫𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘍𝘪𝘭𝘴𝘢𝘧𝘢𝘵 𝘗𝘦𝘯𝘥𝘪𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘔𝘶𝘩𝘢𝘮𝘮𝘢𝘥𝘪𝘺𝘢𝘩, 𝘔𝘦𝘮𝘣𝘢𝘯𝘨𝘶𝘯 𝘉𝘢𝘴𝘪𝘴 𝘌𝘵𝘪𝘬 𝘍𝘪𝘭𝘰𝘴𝘰𝘧𝘪𝘴 𝘉𝘢𝘨𝘪 𝘗𝘦𝘯𝘥𝘪𝘥𝘪𝘬𝘢𝘯. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. 2019

......
𝗦𝗘𝗟𝗔𝗠𝗔𝗧 𝗠𝗜𝗟𝗔𝗗 𝗠𝗨𝗛𝗔𝗠𝗠𝗔𝗗𝗜𝗬𝗔𝗛, 𝟭𝟬𝟳 𝗧𝗔𝗛𝗨𝗡 𝗠𝗘𝗡𝗖𝗘𝗥𝗗𝗔𝗦𝗞𝗔𝗡 𝗞𝗘𝗛𝗜𝗗𝗨𝗣𝗔𝗡 𝗕𝗔𝗡𝗚𝗦𝗔

Mu'allimin di Instagram


Mu'allimin dalam angka


0

Tahun Berdiri

0

Pahlawan Nasional

0

Jumlah Pelajar

0

Komunitas Siswa

Informasi PPDB Tahun Ajaran 2024/2025

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Tahun Ajaran 2024/2025 Gelombang 1 masih dibuka sampai dengan 10 November 2023.

00
Hari
00
Jam
00
Menit
00
Detik

© 2021 Madrasah Mu'allimin Muhammadiyah Yogyakarta